Senin, April 27, 2009

Doa Seorang Ayah (Douglas McArthur)


Douglas MacArthur (26 Januari 1880  5 April 1964) adalah seorang jendral Amerika Serikat dan Field Marshal angkatan bersenjata Filipina. Ia adalah Kepala Staf Angkatan Darat AS pada tahun 1930-an dan kemudian berperan penting dalam Perang Dunia II. Ia ditugaskan untuk memimpin invasi ke Jepang pada November 1945, dan kemudian menerima penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 2 September 1945 MacArthur dicabut dari jabatan pemimpin oleh presiden Harry S. Truman pada April 1951 karena menentang kebijakan Truman dalamPerang Korea di depan umum. MacArthur bertempur dalam tiga perang besar, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Korea. Pada bulan Mei 1952 mengirimkan puisi kepada putra yang disayanginya yang masih berusia 14 tahun Arthur McArthur IV.
Tuhanku...
Bentuklah putraku ... menjadi manusia yang cukup kuat
Untuk mengetahui manakala dirinya lemah.. dan cukup
berani menghadapi dirinya sendiri, mana kala di takut
Manusia yang teguh didalam kekalahan... jujur..
Rendah hati, serta halus didalam kemenangan-kemenangan
Putra yang selalu berusaha mewujudkan hasrat-hasratnya dalam tindakan
Putra yang selalu mendekatkan dirinya kepada Engkau..
Dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri
adalah landasan pengetahuan.
Tuhanku ..
Aku mohon .. supaya putraku, jangan dipimpin diatas jalan yang mudah dan lunak, tetapi juga dalam desakan kesulitan dan tantangan...
Didiklah putraku supaya teguh berdiri di dalam badai...
Serta berbelas kasihan terhadap mereka yang lemah dan gagal..
Tuhanku..
Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhati jernih
Cita-citanya tinggi...., putra yang sanggup memimpin dirinya sendiri
sebelum berhasrat meminpin orang lain
Putra yang menjangkau masa depan...
tanpa melupakan masa lalu..
ku mohon... supaya putraku mengenal keagungan yang asli
kepada sumber kearifan, kelembutan dan kekuatan yang asli
Dan setelah itu menjadi miliknya ... aku mohon putraku di beri
perasaan jenaka... agar dia dapat bersungguh-sungguh
tanpa menganggap dirinya terlalu bersungguh-sungguh
Dengan demikian aku ayahnya
akan memberanikan diri untuk berbisik...
Hidupku tidaklah sia-sia....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar